Wednesday, July 9, 2014

Rescource Levelling


Prioritas levelling dari aktivitas non kritis yang mempunyai Free fload pada steep sbb:
1. Geser Aktivitas H ( Free Fload = 6 )
IFH1    =    2    {    13    -    15    -    1.2    }    =    -    8
IFH2    =    2    {    26    -    30    -    2.2    }    =    -    16
IFH3    =    2    {    39    -    41    -    3.2    }    =    -    16
IFH4    =    2    {    52    -    46    -    4.2    }    =    -    4
IFH5    =    2    {    69    -    51    -    5.2    }    =        16
IFH6    =    2    {    86    -    54    -    6.2    }    =        40
2. Geser Aktivitas I ( Free Fload = 4 )
IFI1    =    4    {    20    -    11    -    1.4    }    =    20
IFI2    =    4    {    40    -    16    -    2.4    }    =    64
IFI3    =    4    {    55    -    21    -    3.4    }    =    88
IFI4    =    4    {    70    -    24    -    4.4    }    =    120
3. Geser Aktivitas L ( Free Fload = 3 )
IFL1    =    6    {    17    -    5    -    1.6    }    =    36
IFL2    =    6    {    34    -    10    -    2.6    }    =    72
IFL3    =    6    {    54    -    13    -    3.6    }    =    137
4. Geser Aktivitas n ( Free Fload = 5 )
IFN1    =    2    {    15    -    3    -    1.2    }    =    20
IFN2    =    2    {    30    -    7    -    2.2    }    =    38
IFN3    =    2    {    41    -    11    -    3.2    }    =    48
IFN4    =    2    {    46    -    15    -    4.2    }    =    46
IFN5    =    2    {    51    -    19    -    5.2    }    =    44

Berdasarkan Hasil perhitungan diatas maka didapat 4 (empat ) pergeseran yaitu :
  1. Aktivitas H digeser 6 hari
  2. Aktivitas I digeser 4 hari
  3. Aktivitas L digeser 3 hari
  4. Aktivetas N digeser 3 hari





Resiko yang dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek
Yang dimaksud dengan kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat keselamatan dan kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi. Kegagalan Bangunan bisa terjadi dan disebabkan oleh berbagai pihak antara lain dalam Perencanaan, pelaksanaan ataupun dalam pengawasan, dan masing masing penyebab itu akan mendapatkan sangsi sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.Sedangkan Kegagalan pembangunan adalah tidak berfungsinya manfaat bangunan sesuai dengan yang direncanakan baik mulai dari tahap study kelayakanya , perencanaan, pelaksanaan, pengadaan barang sampai dengan operasional dan pemeliharaan  . Kegagalan pembangunan biasanya lebih ditekankan pada fungsi atau manfaat yang tidak ada kesesuaiannya dengan bangunan yang direncanakan bukan pada keadaan fisik bangunan.Adapun resiko yang terjadi adalah sebagai berikut :
  1. Kesalahan dalam membuat SOP drawing
  2. Kurangnya mobilisasi tenaga kerja
  3. Kualitas kerja tidak memadahi
  4. Konsultan pengawas sangat strict
  5. Supervisi kurang berjalan baik
  6. Gangguan cuaca / alam
  7. Gejolak sosial
  8. Pemogokan tenaga kerja
  9. Penjadwalan proyek kurang baik
  10. Kecelakaan kerja
  11. Tenaga inti kurang menguasai
  12. Produktivitas kerja rendah
  13. Keterlambatan sub kontraktor
  14. Kerusakan alat,
Cara pengendalianya adalah sebagai berikut :
Teknik pelaksanaan diperlukan untuk mengendalikan dan menekan resiko kegagalan ke tingkat yang serendah mungkin. Untuk ini diperlukan penguasaan di mana saja adanya resiko, dalam bentuk apa dan bagaimana tingkat kemungkinan terjadinya. Juga perlu dimengerti resiko mana banyak menurunkan kapasitas dan pada tingkat mana bisa menimbulkan akibat yang fatal. Dengan mengenal karakter resiko, langkah konkrit pencegahan kegagalan dapat diusahakan sedini mungkin, dan berlangsung berkesinambungan di semua tahapannya.
Dari pertimbangan semua segi (segi waktu, segi biaya, segi reputasi, segi kepercayaan dan segi kerja sama), pencegahan lebih baik dari pada penanggulangannya. Ini sejalan dengan pencegahan datangnya dispute, datangnya claim, dan counter-claim antara pemilik proyek, konsultan kontraktor utama, kontraktor spesialis dan biro asuransi.

Cara Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Dalam kaitanya dengan peningkatan kualitas dan daya saing konstruksi nasional, yang sangat terpenting adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menciptakan tenaga yang profesional, UU No. 18 tersebut telah mengisyaratkan bahwa penataan serta sertifikasi tenaga profesional ini yang telah diserahkan pada Lembaga cq. Asosiasi profesi yang bernaung dibawahnya.
Tanggung jawab profesional, sesuai dengan UUJK, haruslah dilandasi oleh prinsip prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan dan kejujuran intlektual, berdasarkan kode etik asosiasinya. Tanggung jawa profesianl dan keterkaitan antara pengakuan profesional ini secara hukum dengan tanggung jawab hukum semuanya berkaitan denga pasal pasal dalam UUJK.
Klasifikasi dan kualifikasi sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan peningkatan kualitas kususnya yang berkaitan dengan keselamatan konstruksi, layanan tenaga profesional pada dasarnya erat kaitanya dengan “Job Specification”yang umum yaitu dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atay supervisi.
Peningkatan kualitas melalui kualifikasi tenaga profesional pad dasarnya ditentukan oleh 3(tiga) faktor utama yaitu
  • Pendidikan (Education)
  • Pengalaman (Experience)
  • Pencapaian karya (Achievement)
Karenanya  keahlian/pengetahuan tambahan merupakan perkayaan atas ilmu dasar yang dimiliki oleh tenaga profesi bidang konstruksi yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kualifikasi yang lebih tinggi.
 Leadership dapat didefinisikan dalam beberapa hal. Dalam contoh, didefinisikan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi tidakan kelompok yang terorganisasi untuk memncapai tujuan, demikian juga sebagai mempengaruhi orang orang dibawahnya agar mereka menerimanya dengan kemauanya untuk diarahkan dan diawasi. Dapat dikatakan bahwa Leadership merupakan hubungan dimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain untuk bekerja bersama secara sungguh sungguh, atau dengan kemauanya pemimpin sebagai orang yang dapat mempengaruhi orang lain dalam kelompok  Leadership merupakan produk dari berbagai macam kegiatan, kekuatan, dan interaksi pada saat yang bersamaan.
Leadership timbul/berasal dari hubungan yang kompleks yang terjadi diantara pemimpin, pengikut, organisasi dan nilai nilai sosial dan kondisi tertentu. Banyak kelompok berpendapat tentang Leadership antara lain sebagai berikut :
  1. Kepemimpinan sebagai titik pusat proses proses kelompok (leadership as a focus of group processes).
  2. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh (leadership as personality and its effects)
  3. Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian faham atau keseiaan, kesepakatan (leadership as the art of inducing compliance)
  4. Kepemimpinan adalah pelaksana pengaruh (leadership as the exercise of influence)
  5. Kepemimpinan adalah tindakan dan prilaku (leadership as act or behavior)
  6. Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi (leadership as a form of persuasion)
  7. Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan (ledership as a power relation)
  8. Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan (leadership as an instrument of goal achievement)

Dan syarat syarat untuk dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Memiliki prestasi yang tinggi
  2. Mengetahui apa kebutuhan kelompoknya
  3. Memiliki kecakapan dan inisiatif yang tinggi
  4. Mempunyai kemampuan dalam pekerjaannya
  5. Aktif berpartisipasi dalam setiap persoalan yang muncul dalam kelompoknya
  6. Memiliki ketegasan
  7. Lancar dalam mengemukakan pendapat
  8. Mempunyai sikap yang yakin akan dirinya sendiri
  9. Populer didalam lingkungan kelompoknya
  10. Memiliki kreativitas yang tinggi, tekun, sabar dan fleksibel

Tuesday, July 8, 2014


Peran yang dapat dilakukan oleh para manager konstruksi dalam pencapaian tujuan proyek adalah dengan melakukan apa yang menjadi tahapan tahapan proses project managemen yaitu antara lain :

Pengendalian Waktu
  • Merencanakan program program pelaksanaan proyek
  • Melakukan monitoring dan pengawasan pada program program pelaksanaan proyek  sesuai dengan perencanaan proyek
  • Melakukan pengawasan terhadap prestasi / kemajuan fisik pelaksanaan proyek
  • Melaksanakan sesuai dengan kontrak
  • Secara pro aktif  mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadai dalam pelaksanaan proyek.  
 Pengendalian Biaya
  • Mengestimasi pembiayaan proyek
  • Menganalisis nilai reduksi biaya
  • Melakukan kontrol dari biaya proyek
  • Membuat pelaporan dan menguraikan sistim informasi managemen
  • Meminimalkan claim yang mungkin terjadi
Pengendalian Mutu
  • Melakukan review terhadap perencanaan dan kemampuan konstruksi untuk meminimalkan atau menghindari claim
  • Melakukan perubahan perubahan pada pekerjaan yang dimungkinkan terjadi untuk mendapatkan efesiensi pelaksanaan proyek
  • Melakukan monitoring terhadap keselamatan dan keamanan kontraktor
  • Menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat yang terkait
Melaksanakan fungsi control
  • Melakukan review dan mensukseskan tujuan owner
  • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana kerja dan syarat syarat
  • Melakukan review pada perencanaan terhadap  fungsi dari spesifikasi teknis
  • Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi spesifikasi teknis yang tidak rasional
Mengedalikan terhardap kemungkinan yang akan terjadi
  • Mempertimbangkan biaya biaya yang dikeluarkan pada tiap tahapan operasional proyek
  • Mengestimasi total biaya proyek termasuk biaya yang mungkin berkembang
  • Melakukan penafsiran terhadap resiko yang mungkin terjadi
  • Mengestimasisegala kemungkinan yang akan terjadi dalam pelaksanaan proyek
  • Mereview segala kemungkinan yang terjadi selama pelaksanaan proyek
  • Mensukseskan pencapaian tujuan dari owner
Fungsi / tugas manajer konstruksi dan kemampuan yang harus dimiliki ?
Pada dasarnya fungsi pokok dan tugas manajer konstruksi atau manajer proyek adalah sebagai berikut :
  • Melaksanakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pelaksanaan Proyek
  • Menetapkan, merundingkan dan menjamin atas segala sesuatu yang dimobilisasi untuk pelaksanaan proyek
  • Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh elemen yang terlibat dalam proyek
  • Memonitor segala kegiatan dan meaporkan progres dan permasalahan yang ada dalam proyek
  • Memberikan antisipasi atas permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

Sedangkan kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer konstruksi/proyek adalah sebagai berikut :
Kemampuan berkomunikasi
  • Bisa mendengarkan pada lingkungannya
  • Mampu meyakinkan
Kemampuan  berorganisasi yang meliputi pada
  • Perencanaan
  • Tata cara pencapaian tujuan
  • Menganalisis segala permasalahan
Kemampuan bekerja sama  dalam tim
  • Mempunyai motivasi yang tinggi
  • Mempunyai semangat dan rasa persatuan dalam tim
Kemampuan dalam kepemimpinan
  • Menjadi contoh yang baik
  • Mempunyai semangat yang tinggi dan Enerjik
  • Mempunyai visi dan misi
  • Dapat memberikan wewenang secara  proporsional
  • Mempunyai pemikiran yang positif
Kemampuan sebagai Pimpinan
  • Mempunyai sifat yang lues
  • Kreatifitas  tinggi
  • sabar
  • Tekun
Kemampuan pada Teknologi
  • Berpengalaman
  • Mempunyai pengetahuan pada proyek (ilmu yang sesuai)

Resiko resiko yang menyangkut pada Keselamatan kerja adalah berbagai kejadian atau peristiwa yang menghalangi seorang kontraktor dari penyelesaian fisik pekerjaan tersebut seperti yang ada pada kontrak; yaitu, baik proyek tersebut tidak dapat membangun atau tidak dapat membangun tanpa beberapa perubahan seperti pada pekerjaan yang telah direncanakannya. Resiko fisik dialokasikan menurut dokumen kontrak EJCDC sebagai berikut :

1.Force Manjure
Force manjure merupakan gangguan yang luar biasa pada kemajuan proyek oleh penyeba alam diluar hal atau peristiwa biasanya, yang tidak dapat diduga atau diprediksikan. Berbagai peristiwa seperti banjir, angin tornado, atau gempa bumi dan sebagainya menangani kejadian seperti itu dalam 2 cara. yaitu tentang keselamatn kerja atas berbagai kerusakan aktual kepada kontraktor dan memindahkan resiko tersebut pada sebuah perusahaan pengangkutan asuransi dengan mensyaratkan bahwa kontratkor menyediakan “Resiko milik Tukang” yang merupakan jaminan semua resiko yang secara khusus melindungi resiko eksident semacam itu. Karena hal ini merupakan suatu persyaratan dokumen kontrak, kontraktor mampu untuk mengatasi biaya keselamatan kerja ini dalam kontrak. berdasarkan pengaruh waktu dengan persetujuan untuk memberikan alasannya, perpanjangan waktu yang tidak dapat diganti kepada kontraktor jika perbuatan Tuhan mencampuri tuntutan pekerjaan tersebut. Kontraktor mendapat waktu, tapi tidak ada biaya tambahan, sementara pemilik memberikan suatu perpanjangan waktu dan tidak jadi melakukan penghapusan berbagai kerugian untuk periode waktu tersebut.

2. Ketidakpraktisan/Ketidakmungkinan
Maksud Dokumen Kontrak, pemilik menanggung seluruh resiko mengenai “kecelakaan kerja” dari proyek tersebut. Menurut bagian kontrak ini, pemilik memegang seterusnya terhadap janji dasar bahwa apabila kontraktor dengan semestinya mengikuti berbagai persyaratan dokumen kontrak, kontraktor tersebut akan mampu untuk membangun proyek tresebut dan proyek akan dijalankan sesuai dengan kepuasan pemiliknya. Jadi resiko adanya kesalahan, kelalaian, dan sebagainya, menghalangi keberhasilan penyelesaian telah diperkirakan oleh para pemiliknya. Sampai pada hal bahwa kejadian semacam itu terjadi dan menyebabkan suatu pengaruh waktu atau keuangan pada kontraktor, pemilik menanggung kewajiban atas pengadaan kontraktor murni tersebut.

3. Kondisi Lapangan yang Laten
Mengikuti kecenderungan umum dalam industri konstruksi untuk 2 dekade terakhir atau sesudahnya. Kondisi di Bawah Permukaan Tanah dan Fisik,” pemilik menanggung tanggung jawab atas kondisi yang menyebabkan suatu peningkatan atau penurunan dalam hal waktu atau biaya proyek tersebut. Penerimaan resiko tersebut bagaimanapun, secara khusus dibatasi pada data teknis dalam dokumen kontrak. Ketentuan ini masih memegang tanggung jawab kontraktor untuk mengintepretasikan atau menarik kesimpulan dari data teknis tersebut dimana mereka memiliki hak untuk mengandalkannya. Lagipula, pemilik mampu untuk menghilangkan resiko atas kontrak kontigensi dan mengakhiri pembayaran hanya untuk kondisi tempat kerja yang benar-benar dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.

4. Cuaca
Permasalahan atas gangguan cuaca Menurut pernyataan ini, “berbagai kondisi cuaca yang tidak normal,” yang menyebabkan adanya suatu kecelakan kerja pada beberapa bagian pekerjaan akan menghasilkan suatu perpanjangan waktu yang tidak dapat digantikan untuk dapat dimaafkan. Dengan demikian, resiko atas penundaan cuaca dibagi antara pemilik dan kontraktor dalam hal kontraktor akan mendapat waktu, namun tidak uang, dan pemilik akan memberikan waktu dan mengorbankan berbagai kerugian yang dihapuskan. Satu-satunya kelemahan dalam bahasa kontrak ini adalah bahwa “cuaca yang tidak normal” tidak didefinisikan. Para kontraktor dan pemilik melaksanakan dibawah bentuk kontrak ini akan dianjurkan untuk melihat data cuaca 5 atau 10 tahunan untuk mencari rata-ratanya sebagai angka perbandingan. Resiko kerusakan fisik meningkat dari cuaca yang merugikan secara khusus diserahkan pada kontraktor

5. Kekuatan Tenaga Kerja 
Pekerja, Bahan Material, dan Perlengkapan, kontraktor diserahi resiko atas keselamatan tenaga kerja yang memadai dan berkualitas untuk menghindari kecelakan kerja tersebut. Ini merupakan hal yang tepat karena kontraktor lebih baik mampu untuk mengontrol jumlah dan kualitas para pekerja di lapangan.

6. Kesalahan Subkontraktor dan Suplier
Mengenai para Subkontraktor, Suplier, dan Lainnya, menyerahkan berbagai masalah kecelakaan kerja yang disebabkan oleh para subkontraktor dan supplier pada kontraktor menurut teori bahwa kontraktor utama memilih dan mengatur sendiri subkontraktor dan supliernya. Beberapa pendapat bahwa satu-satunya sumber perlengkapan, bahan material, atau keahlian para subkontraktor sebaiknya mengubah alokasi resiko ini. Pendapat lainnya bahwa pemilik mempercayakan program-program sosial ekonominya (program-program minoritas atau perusahaan bisnis perempuan) sebaiknya mengganti alokasi resiko ini. Sementara mungkin ada beberapa logika yang melekat dalam alasan-alasan tersebut.

7. Koordinasi 
Koordinasi antara para subkontraktor, supplier, dan bagian lainnya merupakan suatu hal untuk mengkindari kecelakaan kerja dan ditetapkan oleh kontraktor utama

8. Peralatan dan Metode Konstruksi 
Peralatan dan metode konstruksi juga mempengaruhim pada keselamatan kerja secara khusus diserahkan pada  kontaktor kecuali jika dokumen-dokumen kontrak tersebut menspesifikasikan peralatan dan metode konstruksi pada saat pembuatan kontrak.


9. Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu resiko yang diserahkan pada kontraktor karena tenaga kerja dibawah pengawasan kontraktor. Bagaimanapun, sampai pada taraf/tingkat bahwa pemilik campur tangan dalam produktivitas tenaga kerja konstruksi menentukan tingkat keselamatan kerja.

10 Keamanan Lapangan Kontraktor adalah penentu resiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh keamanan lapangan/tempat kerja. Hal ini merupakan hal yang tepat karena kontraktor mengawasi tempat kerja tersebut.

Sunday, July 6, 2014


1. HIGH QUALITY TESTING AND SAMPLING

Suatu laporan hasil penyelidikan tanah di kawasan tanah amat lunak menyajikan hasil test boring, cone penetration test (CPT), SPT dan Lab. Test yang terdiri dari volume weight relationship, atterberg limit, hidrometer, UU ttriaxial, unconfined dan consolidation test.
a. Bila seharusnya ada, satu buah test yang mestinya dilakukan di kawasan seperti ini yaitu Untuk kawasan tanah lunak tidak ada test yang mestinya dilakukan  dikarenakan sebagian besar dari semua test  yang dilakukan sudah dapat diketahui sifat sifat tanah pada kawasan tersebut  yang hasilnya sudah cukup untuk data data perencanaan

b. 4 buah test yang sebenarnya tidak terlampau bermanfaat untuk dilakukan di kawasan ini adalah
 UU triaxial
Atterberg limit
Volume weight relationship
Hidrometer

c. Penggunaan “soil-nailing” di tanah kohesif berplastisitas tinggi (CH) tidak diajurkan karena pada tanah kohesif berplastisitas tinggi tidak mempunyai daya dukung yang besar  dan apabila digunakan bahayanya akan terjadi terjadi suatu penurunan pada bangunan karena tidak mempunyai stabilitas secara menyeluruh .  Penggunaan soil nailing yang mempunyai bentuk pendek dan kecil memang tidak sesuai untuk tanah kohesif yang berplastisitas tinggi karena daya dukungnya terlalu rendah. Penggunaan sol nailing paling tepat digunakan pada tanah keras karena dimaksudkan untuk menghindari penggunaan pondasi  tiang pancang yang kurang efisien.

d. Melihat dari data tanah keras yang mencapai hingga 18 m dan jalan tersebut mengalami penurunan 1,2 m maka jelas bahwa dalam pelaksanaannya tidak dilakukan perbaikan tanah yang diperlukan hingga mencapai tanah keras, mengingat pondasi cakar ayam panjang pile-nya hanya berkisar 2 - 3 m, hal ini tidak cukup untuk digunakan pada tanah yang mempunyai kedalaman tanah keras hingga 18 meter walaupun telah digunakan pula geofabrik. Metoda perbaikan tanah alternatif yang mungkin sesuai dengan keadaan tanah tersebut adalah dengan menggunakan  Displacement micro pile – menard mini pile karena akan lebih mudah cara pelaksanaanya dan lebih efisien biayanya dibadingkan dengan menggunakan pondasi tiang pancang dan pada metoda tersebut pile – pile telah  sampai pada tanah keras yang dapat memahan dari penurunan pada konstruksi jalan raya..

2. PILE TESTING

Suatu kawasan pembangunan gedung tinggi dengan basement 3 lantai yang baru saja selesai dengan pemacangan tiang (blok A) dan instalasi tiang bor (blok B) terpaksa dihentikan pada bulan Januari 1998. Kedalaman basement + 15.00 m, panajnag tianng rata-rata adalah 25.00 m s/d 35.00 m dari permukaan basement. Bangunan ini direncanakan untuk dibangun kembali pada bulan Januari 2000. Tetapi selama 2 tahun tersebut, basement mengalami penggenangan air dan ternyata diketahui sebagian besar tiang miring atau bergeser akibat pergerakan dinding penahan tanahnya.

a. Non-destructive testing yang sebaiknya dilakukan untuk quality control and assuransi terhadap tiang yang miring antara lain sebagai berikut :
PILE DRIVING ANALYZER
Test ini bertujuan untuk menguji daya dukung fondasi tiang kemudian hasilnya dibandingkan terhadap hasil pengujian pembebanan statis pada tiang yang sama
TEST SONIC LOGING
Test ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas pada tiang bor atau masa pondasi yang lain antara lain tiang barret, dinding diafragma dan yang lainya kemudian dari test tersebut dapat diketahui kelainan yang terjadi dari suatu kelompok hasil test dan diadakan penelitan lebih lanjut.
PILE INTEGRITY TESTING
Test ini bertujuan untuk mengetahui integritas struktur tiang dan dari hasil tersebut maka akan diketahui panjang tiang yang tidak dapat diketahui pad bagian bawah struktur yang telah ada.

b.Faktor faktor yang menjadi sebab terjadinya kegagalan tersebut adalah sebagai berikut :
- Kurang sempurnanya sistem dewatering sehingga mempengaruhi terhadap stabilitas tiang
Tenaga yang sangat besar yang ditimbulkan oleh genangan air yang dapat menghanyutkan seluruhnya yang ada
- Force Manjure dalam hal ini bencana alam
- Penghentian pelaksanaan selama masa pembangunan yang seharusnnya dilakukan terus menerus atau terlalu lama masa istirahat.
c. Test yang harus dilakukan adalah :
- Pada tiang pancang  Blok A :
High-Strain Dynamic Testing
Pile Integrity testing
Statnamic test
Uji ciba regangan kecil
- Pada Tiang Bor Blok B :
Sonic Logging test
Pile Integrity testing
Pile Driving Analyzer (PDA)
Uji ciba regangan kecil


3. RUPA - RUPA

a. Langkah langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi bangunan dari kemungkinan kerusakan akibat getaran adalah sebagai berikut
Diperkirakan jarak aman antara pemasangan tiang pancang dan bangunan yang ada disekitarnya ;
Apabila dalam pengukuran awal mendapatkan nilai yang melampau batas sebaiknya dilakukan treching guna meredam sebagian getaran ;
Diberikan peredam untuk melindungi benda benda yang mudah pecah yang mempunyai pengaruh langsung.

b. Kegunaan Load cell pada test tiang statik dengan kapasitas 2000 ton (> 200 % P Allowable)  adalah :
Untuk mengetahui daya dukung (kemampuan) tiang maka tiap satu tiang harus dilakukan test pembebanan pada lokasi proyek dengan memberikan beban diatas 200 % dari beban yang disyaratkan hal ini dilakukan untuk menghindari penurunan pada bangunan yang telah selesai dilaksanakan.
Untuk mengukur penggunaan beban uji pada uji pembebanan tiang pancang

c. Value engineering pada pekerjaan konstruksi dibawah tanah akan mengalami banyak penghematan dikarenakan :
Pekerjaan  konstruksi bawah tanah biasanya banyak mengalami kesalahan perencanaan ;
Perencanaan dalam hal ini memberikan angka keamanan yang tinggi.
Validitas pengujian tanah yang kurang bisa dipertanggung jawabkan sehingga perencanaan sering kali melakukan penambahan kuantitas yang seharusnya bisa dihemat.


U M U M
Lokasi Proyek dan Klasifikasi daerah Irigasi
Lokasi Proyek :
Ditinjau dari administrasi pemerintahan Daerah Irigasi KUAS bendung  Kedung Pacar berlokasi di Desa Tempurejo yang kesemuanya berada dalam wilayah Kabupaten Temanggung.
Ditinjau dari segi pengairan Bendung Kedung Pacar terletak di Sungai Pacar, dan Pengelolaan jaringannya menjadi wewenang Ranting Murung Cabang Dinas Pengairan Progo Hulu, koordinator Cabang Dinas Pengairan Bodri Tuntang Progo.

Klasifikasi daerah irigasi :
Kondisi bendung Kedung Pacar beserta jaringannya sampai saat ini masih berfungsi baik dan untuk bendung Kali Badung berupa bendung baru. Untuk ketiga bendung tersebut mengoncori areal sawah seluas 747,68 ha dengan dilengkapi pintu dan rumah pintu.
Pengambilan di saluran berupa bangunan sadap dan corongan dengan kondisi bangunan sebagian besar sudah rusak.
Mengingat kondisi bangunan yang ada serta luas areal yang dioncori jaringan irigasinya diklasifikasikan sebagai jaringan irigasi Rehabilitasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI PENENTUAN LOKASI PROYEK BENDUNG KEDUNG PACAR

Sumber-sumber air dan daerah tangkapan
Jaringan Irigasi pada DI KUAS mendapatkan air dari Bendung Kedung Pacar melewati pintu pengambilan kearah kiri yang kondisinya masih baik dan masih berfungsi.

Topografi dan Kondisi  geografis
Dalam pekerjaan pengukuran untuk mengetahui kondisi geografis lahan telah dipasang beberapa patok dari beton yang diberi kode As. Sebagai titik ikat pengukuran diambil dari titik Trianggulasi T. 330 dengan elevasi + 724.000.
Pengambilan elevasi tersebut disesuaikan dengan kerangka acuan TOR.
Jumlah patok beton beserta kelengkapannya mengenai peil, lokasi, serta sketnya dapat dilihat pada lampiran.

Jenis Tanah
Lahan sawah yang diloncori oleh saluran pada DI KUAS tampak miring dengan lokasi pada daerah perbuktian, sedang tanah dasar saluran dan talud bagian dalam tanggul tampak terdiri dari lempung campur pasir atau lempung pasiran dan menurut buku PSA 01 tanah semacam itu disebut tanah bertekstur sedang, sehingga dalam perhitungan koefisien kebutuhan air angka per kolasi diambil 3.

Perkiraan Debit Banjir untuk Bangunan-bangunan
Sesuai dengan SPK dan telah dijelaskan pula dalam bab 1 pasal 1.2 ketiga bendung pada DI KUAS termasuk target pekerjaan disain sehingga perhitungan debit banjir harus di hitung sesuai dengan daerah tangkapan yang ada.
Daerah tangkjapan kali Pacar dan Kuas untuk ketiga bendung mancapai luas KM 2 dan menurut pengamatan penjaga bendung banjir terbesar dari beberapa banjir yang pernah terjadi mencapai ketinggian 0,50 m diatas dekzerk bendung.
Namun setelah diadakanb penanganan berupa perpanjang  sayap hulu sebelah kanan serta pemecahan batu besar yang berada di hulu bendung diharapkan banjir tidak melimpas diatas bendung.

Perkiraan Debit Pembuang
Debit pembuang dari lahan terasering di sebelah kiri dan kanan daerah irigasi Klegung sulit diperhitungankan, namun demikian berdasarkan data inventory belum pernah terjadi limpasan pada tanggul saluran.
Dalam rangka disain saluran, saluran irigasi pada daerah irigasi difungsikan sebagai saluran berfungsi ganda.

KONSTRUKSI BANGUNAN PELENGKAP
Suplesi
Bangunan yang dibuat untuk penambahan debit air

Rumah Pintu
Bangunan yang berfungsi sebagai pelindung pintu pintu pentake dan pintu pembilas bendung

Pintu Pengambilan (Intake)
Bangunan pintu yang  berfungsi sebagai pintu air untuk mengairi sawah

Pintu pembilas bendung
Untuk menguras sedimen yang ada dihulu bendung

Pembuang
Jaringan irigasi KUAS merupakan saluran tranches, yang berada di daerah perbukitan, sehingga pembuang air ikut masuk ke dalam saluran irigasi.
Dengan demikian salurannya berfungsi ganda.

Jalan Inspeksi
Jalan yang berfungsi untuk memmudahkan pengawasan bangunan bendung

Bangunan bagi dan sadap
Bangunan pengambilan yang berfungsi untuk mengairi sawah

Bangunan pengatur
Bangunan pengatur dimaksudkan untuk mengatur ketinggian air di saluran terutama pada bangunan sadap.
Bangunan pengatur yang merupakan bagian dari bangunan sadap dalam pengairan sering disebut DOORLAAT.

Terjunan
Banngunan yang berfungsi untuk mengurangi arus air pada saluran induk

Jembatan
Bangunan yang penghubung untuk kemudahan operasional.

Bangunan Ukur
Dalam laporan perencanaan jaringan untuk jaringan irigasi ini telah ditentukan alat pengukur Debitnya adalah Cipoletty, sedang untuk masing-masing saluran tersier ditentukan alat ukur debit ambang lebar yang berfungsi untuk mengukur ketinggian air.

Pembuangan/Drainase
Berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air irigasi yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.

KONSTRUKSI YANG DIGUNAKAN
   
Bangunan pokok dan bangunan pelengkap semuanya menggunakan konstruksi Beton mutu K 225 , pasangan batu kali dengan campuran 1: 4  dan pasangan batu candi
   
OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi digunakan  alat alat berat dan menggunakan tenaga dengan spesifikasi keahlian yang spesialis serta didukung oleh manajemen proyek yang baik.


PERALATAN BERAT YANG DIGUNAKAN

Excavator digunakan untuk menggali tanah pada pekerjaan yang memerlukan galian
Bulldozer digunakan untuk pekerjaan pembersihan lapangan dan perataan lahan
Foot pad roller untuk pemedatan
Dump Truck untuk pekerjaan angkutan material
Tamping ramer untuk pemadatan bagian tepi
Water tangk untuk penyediaan air
Vibro roller digunakan sebagai alat pemadatan
Concrete batching and mixing digunakan sebagai alat takaran dan pencampuran beton
Concrete pump adalah alat untuk pelaksanaan pengecoran
Truck concrete mixer alat untuk mengangkut dan mencampur beton
Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan /memampatkan beton
Water pump digunakan untuk menyedot air
Crusher digunakan untuk pemecah batu

MASALAH DALAM PELAKSANAAN
Untuk Pembangunan bendung kali pacar ini kendala dan masalah yang timbul adalah  pada waktu pekerjaan memasuki musim hujan .

PEMECAHAN MASALAH
Dalam pelaksanaan dilakukan manajemen yang baik dengan cara membuat penjadualan pekerjaan yang disesuaikan dengan item pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dahulu tanpa terganggu musim hujan dan pemanfaatan sumber daya yang maksimal untuk mencapai penyelesaian  pekerjaan yang lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. 

Hotel


A. Pengertian Hotel
Hotel merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat peristirahatan sementara/transit dalam jangka waktu tertentu. Hotel biasanya terletak di daerah yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan umum/besar dan mudah diketahui oleh orang banyak. Biasanya hotel terletak di tepi jalan utama, persilangan jalan, lapangan udara, pusat perkantoran, pusat perdagangan. Hotel termasuk dalam bangunan komersial yang memperhatikan orientasi pemasaran dan jasa pelayanan. Oleh karena itu  hotel yang baik akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai bagi tamu, sehingga semakin lengkap fasilitas yang disediakan dan pelayanan yang baik maka hotel tersebut akan semakin dicari oleh tamu.

B. Jenis Hotel
1. Hotel terletak di pusat kota
Biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk konferensi atau pertemuan-pertemuan besar dan hotel untuk tamu kepariwisataan. Karakteristiknya antara lain tingginya perbandingan pemakaian ruang-ruang di atas lokasi yang bersangkutan. Bangunan ini bertingkat tinggi, keteraturan pemanfaatan ruang-ruang yang disediakan, termasuk perkantoran dan pertokoan. 
2. Hotel untuk pemakai kendaharaan bermotor
Hotel jenis ini pelayanan utamanya adalah diperuntukkan bagi pengendara mobil ataupun sepeda motor. Lokasi hotel hendaknya terletak pada persimpangan jalan raya di pinggir kota. Tersedianya lahan parkir yang cukup luas dengan bangunan yang sedang atau bertingkat rendah. Untuk pelayanan hotel sama dengan hotel pada umumnya. 
3. Hotel di lapangan udara
Perencanaan mirip dengan hotel jenis untuk pengendara mobil. Perbedaan hanya pada pelayanan pengadaan makanan khusus untuk penumpang pesawat terbang, sehingga diperlukan penerima tamu yang terjaga semalam suntuk. Hotel jenis ini juga dilengkapi dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-pertemuan besar.
4. Hotel di daerah peristirahatan
Terdapat di pantai, pegunungan atau daerah sumber air panas. Biasanya direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombangan paket wisata tertentu, dengan penerimaan tamu yang cukup banyak pada musim liburan. Restoran yang ada harus dapat melayani tamu di suatu tempat. Oleh karena itu dibutuhkan ruang duduk atau ruang tunggu yang luas, bar, kolam renang, peralatan senam dan olah raga, ruang pertemuan jika memungkinkan, juga disediakan untuk dapat digunakan pada pertemuan-pertemuan diluar masa liburan.  
5. Motel
Bangunan satu lantai yang tersebar pada lahan yang luas. Biasanya terletak pada jalan utama, pusat pariwisata dan daerah-daerah peristirahatan dan dekat dengan tempat yang mudah mendapatkan pelayanan umum.
6.Kondominium
Jenis hotel ini dikembangkan  dari pengikutsertaan pemilikan hunian suatu kompleks perumahan mewah baik yang digunakan sendiri maupun disewakan. Pengelolaan hotel ini dilakukan bersama-sama yang mencakup semua jenis pelayanan hotel.    

lazada

Lazada Indonesia